TIK Sebagai Media Pembelajaran di Kelas
Komunikasi
sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media
komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi
antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka
tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru
dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa.
Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas
dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan
menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah
berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya,
yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet.
Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e- learning
yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi
komunikasi dan informasi khususnya internet. Saat
ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang
berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer
Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE
(Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS
(Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom),
Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb. Satu
bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di penghujung
abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak
yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek
dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era
globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan
terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas
kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat
mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai
bidang dan pada glirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan
perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa
terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta
penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada
masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam
menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah
tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat
manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa
yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu
meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang
berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara
guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Di masa-masa
mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan
internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun
untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran
cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan
internet sebagai alat bantu utama. Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan
disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul “Rebooting:The Mind
Starts at School”. Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas
di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas
seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer
di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada
di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai
“cyber classroom” atau “ruang kelas maya” sebagai tempat anak-anak
melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok
dengan pola belajar yang disebut “interactive learning” atau
pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak
berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara
interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar
dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang
sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang
lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai
dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk
yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi
lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk
terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi
waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini, guru
bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran
sebagaimana dikemukakan di atas.
source: http://www.ullyaayhablogs.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar